Selasa, 12 Maret 2019

BELAJAR INVESTASI SEJAK MUDA



Penghasilan sendiri belum punya. Uang jajan pun masih menanti kucuran dana dari orang tua. Namun, siapa bilang kita tidak bisa mulai berinvestasi. Jangan merasa terlalu dini untuk mulai mengenal dunia pasar modal. Warren Buffett, pengusaha besar dan investor AS, membeli saham pertamanya di usia 11 tahun. Dan, dia merasa sudah terlambat untuk memulai berinvestasi.

Belajar dari Buffett, kita pun bisa mulai berkenalan dengan dunia investasi. Caranya, bisa dengan mulai belajar berinvestasi. Misalnya saja, investasi lewat dunia pasar modal. Jangan salah, dengan dana minim sebenarnya bisa menjadi modal kita untuk menanam saham dalam sebuah perusahaan melalui pasar modal ini.

Bagi kamu yang ingin memulai perencanaan investasi sedari dini, tetapi belum memiliki banyak modal, tak perlu khawatir. Kini, tepatnya sejak 6 Januari 2014 lalu, untuk membuka akun pasar modal, transaksi saham bisa dimulai dengan setoran awal Rp 200 ribu. Keuntungan menjadi pelaku pasar modal atau sebagai seorang investor sendiri sangatlah banyak. Bagi masyarakat luas di suatu negara, tentu berfungsinya pasar modal akan menunjang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Keuntungan untuk kita pribadi yang melakukan transaksi saham dalam pasar modal, di antaranya sebagai sarana untuk mengalokasikan sumber dana secara optimal serta menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang. Hal ini tentu sangat berguna bagi para generasi muda yang kelak menjadi pelaku industri di masa depan.

Untuk tabungan yang bermanfaat bagi masa depannya, Raisha Saufa mengatakan tertarik untuk berinvestasi di pasar modal. Tetapi, mahasiswa semester 6 di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini mengatakan, pada dasarnya investasi harus dilakukan secara cermat.

Raisha menuturkan, saat ini ia masih memilih menginvestasikan uang untuk berbagai kegiatan bisnis dalam jangka waktu pendek, yaitu untuk kurun waktu satu tahun terlebih dahulu. Kemudian, ia akan melanjutkannya dengan investasi jangka panjang, seperti yang dapat dilakukan dalam pasar modal. “Misalnya, investasi dalam waktu lima hingga 10 tahun. Semakin lama waktu investasinya, maka semakin sedikit risikonya,” ujar Raisha.
Senada dengan Raisha, Lulu Diana juga berpendapat demikian. Mahasiswi UNJ jurusan Ekonomi dan Administrasi ini mengaku tertarik dengan keuntungan yang dapat diraih dalam dunia pasar modal. Tentunya, investasi dalam dunia pasar modal bagi perempuan yang akrab disapa Lulu ini dapat menjadi tabungan masa depan yang berguna. Tetapi, ia mengakui, hingga saat ini ia belum mencoba untuk berinvestasi dengan membeli saham.

Selain berencana untuk terjun ke dunia pasar modal, keduanya punya cara lain untuk berinvestasi yang juga menguntungkan. Salah satunya, yakni investasi emas. Selain merupakan logam mulia, emas merupakan sebuah sarana untuk menyimpan uang. Bila suatu saat kita memerlukan dana, kita dapat menjualnya.

Tentu, bila kita menjual emas dalam waktu yang tepat, yaitu saat harganya meningkat, tentu kita bisa mendapatkan keuntungan. Misalkan, kita membeli emas pertama kali, yakni Rp 500 ribu per gram. Dalam beberapa waktu setelahnya, misalnya harga emas berubah menjadi Rp 800 ribu per gram, maka kita bisa mendapat keuntungan Rp 300 ribu dari modal awal yang kita keluarkan.

Raisha menuturkan, ia berminat mengikuti investasi emas karena potensi keuntungan yang cukup besar. Karenanya, ia mengatakan, tengah mengumpulkan modal untuk investasi ini. “Dengan cara menyisihkan uang jajan sekitar 35 persen setiap minggunya. Ini juga berguna untuk simpanan di masa depan dan jajan tambahan,” jelas Raisha.

Lulu pun berpendapat demikian. Emas sangat berguna untuk ditabung sebagai modal masa depan. Melihat potensi keuntungannya yang besar, ia pun berniat untuk mengumpulkan modal dengan cara menyimpan sebagian uang jajannya saat ini dalam bentuk saham dan emas.

Tak hanya investasi emas, menurut Lulu, cara lain yang menguntungkan untuk investasi yaitu dengan berdagang. Menawarkan produk-produk atau jasa yang sedang happening atau menguasai pasar bisa menjadi sumber pendapatan tambahan yang berguna bagi masa depan. “Investasi lain yang menguntungkan bagi aku itu yakni jualan. Tapi, kita harus tahu dulu apa yang mau kita jual. Kalau barang atau jasa itu menguasai pasar, otomatis labanya besar dan dapat terus meningkat,” jelas Lulu. N c66 ed: endah hapsari

Memacu Adrenalin dengan Saham

Perencana keuangan, Yuswohady, menegaskan, perencanaan keuangan harus dilakukan sejak muda. Ia juga menambahkan, mahasiswa sendiri masuk ke dalam golongan kelas menengah atau disposable income.

“Ciri kelas menengah itu nggak bisa diam, dan nggak bisa lihat uang nganggur, sehingga ia akan menginvestasikan uangnya dalam berbagai bentuk,” jelasnya. Yuswohady mengatakan, alternatif paling simpel yakni lewat pasar modal, sebab bila mahasiswa berinvestasi dengan membuka toko, maka perlu banyak modal.

Menurutnya, sangat bagus bila anak muda dari awal sudah diperkenalkan dengan mekanisme bursa. Melalui cara ini, para mahasiswa pun dapat belajar sekaligus menambah penghasilan.
Yuswohady menyatakan, mahasiswa merupakan orang paling kreatif serta ideal untuk bermain saham sehingga tak perlu takut bakal rugi. “Mahasiswa mempunyai banyak waktu sehingga bisa bereksperimen dalam permainan bursa saham,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, di bursa saham terdapat nominal minimal tertentu bila ingin berinvestasi sehingga anak muda tinggal menyesuaikannya saja. Hanya dengan beberapa ratus ribu saja, kita sudah bisa belajar berinvestasi di pasar modal.

Lulusan Teknik Mesin dari Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menyarankan, jika anak muda memang ingin belajar bermain di pasar modal, maka berinvestasilah di bursa saham. Jangan malah memilih berinvestasi di reksadana atau emas.

“Reksadana kan paling aman, di sana sepenuhnya tinggal tunggu karena permainan diserahkan sepenuhnya ke manajemen investasi,” tuturnya. Ia melanjutkan, jika di bursa, kita harus memainkannya sendiri, meliputi mengawasi naik turunnya uang, serta melihat hasilnya.

Menurut Yuswohady, saat teknologi canggih seperti sekarang, bermain saham bagi anak muda justru lebih mudah, sebab bisa langsung diawasi dari smartphone. Ditambah lagi, di bursa saham juga, adrenalin mahasiswa dapat lebih terpacu.

Ia menambahkan, investasi melalui reksadana biasanya dilakukan oleh para pengusaha yang sudah mempunyai banyak uang, namun tak mau repot dan menunggu hasil. Bahkan, beberapa orang menginvestasikan uangnya ke berbagai tempat secara bersamaan, baik ke bursa, reksadana, properti, emas, dan lainnya.

Namun, mahasiswa tak bisa melakukan investasi semacam itu, sebab penghasilannya belum banyak sehingga harus memilih salah satu. Jadi, bila mau belajar pasar modal serta lebih menantang, bermain saham merupakan pilihan tepat.

“Intinya kalau kita ingin mengembangkan dana secara aman, ya melalui reksadana, sedangkan untuk latihan investasi maka di saham,” katanya. Pria yang juga pakar pemasaran ini menyebutkan, jika sudah mampu bermain saham dan uangnya bertambah, maka bisa mencoba investasi lainnya. n c91